“Sedangkan latihan tidak semudah seperti main catur, butuh latihan lama dan butuh waktu berbulan-bulan. yang berbulan-bulan saja belum tentu sukses, apa lagi dalam waktu satu Minggu atau dalam 2 hari saja. Dari pada gagal dan memalukan SMA 8 sendiri, jadi demi menjaga nama baik SMA 8 kami tidak siap untuk mengirimkan anak-anak kami dengan waktu sesingkat itu,” Tambahnya. Selain itu juga, Rian menyampaikan ada faktor lainnya yang juga tidak sesuai dengan harapan sekolah.

Tetapi, menurut Roberten, warga Padang Batu, Kecamatan Ilir Talo, salah satu tokoh pemuda Kecamatan Ilir Talo, Pimpinan media Indonesiatime.co, dan pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat Pewaris Bangsa, yang aktif bergerak di berbagai organisasi ke Agama-an dan sosial serta kebudayaan itu, alasan yang dilontarkan oleh pelatih Paskibra SMAN 8 Seluma terlalu mengada-ada dan hanya mencari pembenaran belaka.
” tidak cukup waktu, atau tidak apa. pertanyaan nya Dia ( pelatih, red statement ) mampu tidak melatih, mau atau tidak membantu dan menyelamatkan nama baik Kecamatan Ilir Talo. siap upacara di sekolahan kok tidak mampu di kantor camat, ada apa..?,.” tegas Roberten dengan ciri khasnya yang bertingkah selengehan.
” seharusnya sebelum memutuskan untuk mengambil kebijakan dipikirkan terlebih dahulu, karena selain pihak kecamatan dan para Kades yang rapat akan tersinggung, ini juga akan menyinggung perasaan kaum pemuda, tokoh masyarakat dan kaum intelektual asal Kecamatan Ilir Talo.” ungkapnya dengan nada serius. ( Do ).















