
“Kita ingin Desa Taba Lubuk Puding menjadi ikon baru wisata Seluma. Yang mana Ada potensi ikan Larangan satu-satunya di kabupaten Seluma ataupun di provinsi Bengkulu ini yang memiliki nilai adat luar biasa, dan ini bisa menjadi event tahunan daerah. Seperti di Kaur ada Festival Gurita, di Bengkulu Selatan ada Festival Bunga Rafflesia, maka Seluma juga harus punya event wisata sendiri,” ujarnya.
Bupati Seluma itu juga menambahkan, pengembangan infrastruktur wisata menjadi tantangan utama yang akan terus diupayakan pemerintah daerah agar akses ke berbagai destinasi di Seluma semakin mudah dan nyaman bagi wisatawan.
Sementara itu, Ketua Tim Juri dari Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Almeidianto, menjelaskan bahwa penilaian desa wisata mencakup empat aspek utama:
1. Something to See – apa yang bisa dilihat wisatawan, baik alam, budaya, maupun buatan.
2. Something to Do – aktivitas wisata yang bisa dilakukan.
3. Something to Buy – produk atau suvenir khas yang bisa dibeli.
4. Service – pelayanan dan keramahtamahan masyarakat kepada wisatawan.
5. “Kami ingin melihat langsung potensi dan kesiapan desa dalam mengelola wisata berbasis masyarakat. Tahun ini, sistem penilaian dilakukan dengan visitasi langsung agar hasilnya lebih objektif,” katanya.
Menariknya, Kabupaten Seluma menempatkan dua desa sekaligus di posisi dua besar lomba, yaitu Desa Taba Lubuk Puding dan Desa Kungkai Baru. Keduanya sama-sama berada di Kecamatan Air Periukan, yang kini mulai dikenal sebagai kawasan potensial pengembangan wisata unggulan di Kabupaten Seluma.
Desa Kungkai Baru dikenal dengan Pantai Cemoro Sewu, pantai berpasir putih dengan deretan pohon cemara laut yang menjadi tempat favorit warga untuk bersantai dan berfoto.
Sementara itu, Desa Taba Lubuk Puding menawarkan wisata budaya ikan larangan, tradisi adat turun-temurun yang mengatur tata cara masyarakat dalam menangkap ikan di sungai. Tradisi ini menjadi daya tarik unik karena mengandung nilai kearifan lokal dan pelestarian lingkungan.
Anggota DPRD Seluma Komisi III, Nofi Eriyan Andesca, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap masyarakat Taba Lubuk Puding dan pemerintah daerah yang mendukung pelestarian tradisi ikan larangan.
“Kami dari DPRD siap mendukung program pengembangan desa wisata ini. Tahun depan kami sepakat menaikkan anggaran untuk event pariwisata agar promosi wisata Seluma bisa lebih masif dan berdampak bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kepala Desa Taba Lubuk Puding, Untung Putra Jaya, dalam sambutannya berterima kasih atas kunjungan tim juri dan perhatian pemerintah terhadap desanya.
“saya harap kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkenalkan potensi wisata Taba Lubuk Puding lebih luas ke tingkat provinsi hingga nasional.” sampainya.
Untuk diketahui Visitasi ditutup dengan peninjauan langsung ke beberapa titik wisata di desa, termasuk kawasan sungai ikan larangan dan area wisata alam sekitar. Hasil penilaian akhir Lomba Desa Wisata Provinsi Bengkulu 2025 akan diumumkan setelah seluruh tahapan visitasi selesai dilaksanakan.
Selain itu, pada kesempatan tersebut kepala desa Taba Lubuk Puding juga memberikan cindera mata ke pada Bupati Seluma Teddy Rahman SE.M.M Serta memperlihatkan Hidangan Kue khas Adat Serawai mulai dari Dodol,Kue Bay Tat.
“harapan saya selaku kepala Desa kepada Bupati Seluma supaya selalu ingat dengan desa Taba Lubuk Puding ini, jujur kami merasa bangga atas kehadiran pak bupati yang bisa turun langsung ke desa yang kami cintai ini juga kedepannya bisa memperhatikan desa kami baik dari infrastruktur dan lainnya.” tukasnya.
Pewarta : Renaldi
Editor : Do















