Dekan juga menyampaikan, pada tanggal yang sudah disepakati (14/5), masih banyak mahasiswa yang belum melakukan pembayaran, sedangkan tiket dan lainnya sudah dilakukan pemesanan.
Dan ternyata muncul isu ricuh antar mahasiswa karena ada pro dan kontra, sedangkan pada pertemuan awal mahasiswa sudah sepakat dan menyetujuinya.
“Dengan demikian, Fakultas dan Prodi melalui tim memberikan informasi dengan mahasiswa, bahwa mahasiswa yang tidak bisa study tour tidak apa–apa, dan nanti setelah selesainya study tour tahun 2025 ini akan dilakukan pertemuan kembali. Sebenarnya kegiatan ini (Study Tour) sudah diinfokan 2 tahun sebelumnya” pungkas Dekan.
Disamping itu, salah satu Mahasiswa yang enggan disebutkan namanya membenarkan bahwa ada konflik antar mahasiswa, sehingga muncullah isu pro dan kontra terhadap kesepakatan yang sudah disetujui.
“iya benar, itu konflik sesama kita aja. Sebelumnya kita (mahasiswa) sudah sepakat dan setuju dengan pertemuan diawal, karena adanya emosi yang memuncak sehingga memunculkan salah paham, dan media juga salah menafsirkan dan tidak objektif,” ucapnya.
Saat disinggung apakah ada solusi dari pihak fakultas, ia mengatakan sudah ada solusi terbaik dan dapat kami terima.
“Tidak benar fakultas melakukan penekan terhadap mahasiswa seperti diberitakan oleh media sebelumnya.” tutupnya.
Source : Rls
Editor : Do















